Rabu, 21 November 2012

                                                            Apa Itu Otaku


Otaku (おたく?) adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi atau kata ganti orang kedua yang paling sopan dalam bahasa Jepang baku, setara dengan kata "Anda" dalam bahasa Indonesia.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal Jepang seperti anime dan manga, bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku.

Daftar isi

Etimologi

Istilah otaku kemungkinan besar berasal dari percakapan antar penggemar anime yang selalu menyapa lawan bicara dengan sebutan Otaku (お宅 Anda?) yang merupakan bentuk paling sopan untuk kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang. Pada perkembangan selanjutnya, istilah otaku ditulis dengan aksara katakana otaku (オタク?) atau wotaku (ヲタク?) untuk membedakan istilah slang dengan kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang baku.

Sejarah


Distrik Akihabara tempat otaku berkumpul
Di awal dekade 1980-an sudah ada istilah slang bernada sumbang byōki (ビョーキ "sakit"?) yang ditujukan kepada penggemar berat lolicon, manga dan dōjin manga. Istilah byōki sudah sering muncul dalam dōjinshi sampai ke anime dengan peran utama anak perempuan seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel “Otaku”no Kenkyū (おたくの研究 Penelitian tentang Otaku?)[1] yang dimuat majalah Manga Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat subkultur seperti anime dan manga.
Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態 situasi kalangan otaku?) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara harafiah: suku Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran kata "zoku," seperti Bōsōzoku dan Takenokozoku.
Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk menyebut wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok sedikit bersifat "cult" berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang berusia 50 tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan hampir tidak pernah disebut otaku.
Istilah "otaku" dalam arti sempit awalnya hanya digunakan di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk kalangan terbatas seperti penerbitan Dōjinshi. Belakangan ini, istilah otaku dalam arti luas sering dapat mempunyai konotasi negatif atau positif bergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum, atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil, dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang disebut "mania" karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang, istilah otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudō-otaku (otaku kereta api alias Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mō-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).
Secara derogatif, istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi "laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum," tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk anak laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap seseorang.
Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.

Generasi otaku di Jepang

  • Otaku generasi pertama (kelahiran paruh pertama tahun 1960-an)
Otaku generasi pertama dibesarkan sebagai penggemar fiksi sains di saat masyarakat umum masih mengganggap anime sebagai konsumsi anak-anak. Gekiga yang dimaksudkan sebagai bacaan orang dewasa lalu mulai dikenal secara luas. Otaku generasi pertama juga mulai ikut-ikutan membaca Gekiga. Di Jepang, generasi kelahiran tahun 1960-an disebut generasi Shinjinrui (Generation X) yang sewaktu kecil takjub dengan monster yang bisa berubah bentuk dan menyenangi Tokusatsu.
  • Otaku generasi II (kelahiran sekitar tahun 1970-an)
Di masa kecil membaca Space Battleship Yamato, Mobile Suit Gundam yang nantinya menjadi bekal penting untuk menjadi otaku. Masyarakat Jepang mulai menerima kehadiran otaku. Sebagian otaku generasi II tidak bisa membedakan antara dunia fiksi sains dengan alam nyata, misalnya Gundam-otaku (Gun-ota). Permainan video dekade 1980-an juga menjadi kegemaran otaku generasi II. Pada saat yang sama, masyarakat mulai menaruh praduga terhadap otaku akibat kasus pembunuhan heboh dengan pelaku seorang otaku. Di kalangan anak sebaya, otaku mulai mendapat perlakuan diskriminasi.
  • Otaku generasi III (kelahiran sekitar tahun 1980-an)
Di masa kecil membaca Neon Genesis Evangelion, otaku generasi III sekarang menjadi inti gerakan Sekai Kei. Anak-anak dari otaku generasi I mulai menjadi otaku sehingga citra negatif otaku semakin berkurang dan otaku hanya dianggap sebagai salah satu hobi. Di kalangan otaku generasi III, kecenderungan Moé sudah menjadi istilah yang disepakati bersama, sekaligus sebagai prinsip dan tujuan. Otaku generasi III makin tenggelam di dalam dunia yang digambarkan manga, dan bahkan sampai menyenangi high culture yang ada di dalamnya.
                                                               APA ITU MOE

 
Gadis moe
Moe (萌え?) adalah sebuah slang dalam bahasa Jepang yang berarti minat kuat terhadap karakter tertentu dalam permainan video maupun anime dan manga dan perwujudannya.[1] Patrick W. Galbraith[2] menyatakan bahwa kata ini adalah hasil permainan kata-kata dari sebuah kata dalam bahasa Jepang yang secara harfiah berarti "kuncup", seperti pada bunga yang akan mekar, lalu digunakan dalam artian gadis yang akan bertumbuh dewasa.[3] Karena kata ini juga merupakan homonim pengucapan untuk kata "membara" moe (燃え?), sehingga ada pula spekulasi bahwa kata ini berasal dari gairah membara yang ditujukan kepada karakter tertentu.[4] Kata ini kini sering dipakai untuk mengungkapkan seseorang yang "manis", jenis spesifik dari "imut", umumnya ditujukan kepada tokoh fiktif.
"Moe!", diucapkan moé, juga digunakan dalam fandom anime sebagai kata seru seperti dalam beberapa anime seperti Ouran High School Host Club, Ai Kora, Lucky Star, Kaichou-wa Maid-sama!, The Melancholy of Haruhi Suzumiya, dan K-On!. Gadis yang moe dipanggil dengan sebutan moekko (萌えっ娘?) dari honorifik "娘" yang berarti "anak perempuan".

Daftar isi

Sejarah

Asal dan etimologi kata ini belum diketahui saat ini. Pemerhati anime John Oppliger menjelaskan beberapa teori populer yang menggambarkan bagaimana istilah muncul dari nama pahlawan anime, seperti such as Hotaru Tomoe - Sailor Saturnus dari Sailor Moon (Tomoe ditulis sebagai 土萌, menggunakan kanji yang sama) atau Moe Sagisawa dari anime Kyoryu Wakusei tahun 1993.[5]
Psikolog Tamaki Saitō mengidentifikasikan moe berasal dari kata "kuncup" dalam bahasa Jepang.[3]
Ken Kitabayashi dari Institut Penelitian Nomura mendefinisikan moe sebagai "rasa tertarik yang sangat kuat kepada tokoh idaman seseorang.[6] Kitabayashi mengidentifikasi kata "moe" merupakan permainan kata-kata dari godan (五段?) bahasa Jepang untuk kata kerja "sedang bertunas" moyasu (萌やす?) dan homonim "membara" moyasu (燃やす?).[6] Masih dari sejalan dengan pemikiran yang sebelumnya, Kitabayashi mengidentifikasikan kata ini merupakan permainan kata-kata dari ichidan (一段?) bahasa Jepang untuk kata kerja "sedang bertunas" moeru (萌える?) dan homonimnya "membara" moeru (燃える?), dalam artian hati seseorang yang sedang panas atau terbakar gairah.[6]
Galbraith menyatakan bahwa kata ini berasal dari 2channel pada tahun 1990-an yang membicarakan tokoh wanita yang merupakan "gabungan dari genre lolicon (Lolita Complex) dan bishoujo (gadis cantik)". Hal ini dengan tepat menjelaskan Hotaru Tomoe, seiring dengan kenaikan popularitasnya dalam 2channel, sehingga muncul asumsi kuat bahwa kata ini berasal dari nama Tomoe.[7]
Penyelenggara Comiket Ichikawa Koichi mendeskripsikan Lum Invader dari Urusei Yatsura sebagai sumber moe dan tsundere yang pertama.[8]
Menurut Hiroki Azuma, Rei Ayanami menjadi karakter yang menonjol di kalangan penggemar, dia "mengubah aturan" tentang dari segi mana seseorang menganggap tokoh menjadi sumber moe. Sejak itu, dunia industri telah membuat banyak tokoh yang mirip dengannya: kulit yang pucat, rambut biru, dan "kepribadian pendiam".[9]

Karakteristik

  • mata yang besar (1/5 dari wajah)[10]
  • hidung yang kecil[10]
  • wajah yang rata[10]
  • iris yang tinggi[10]
  • tubuh setinggi 5,7 ukuran kepala[10]
  • lengan dan tungkai yang kurus[10]
  • kepala yang besar[10]
  • rambut yang bewarna[10]
  • poni yang melintasi mata[10]
  • wajah neoteni[10]
  • rambut antena dalam anime disebut ahoge (アホ毛?)[10][11]

Kata terkait

Meganekko-moe (眼鏡っ娘萌え?, moe gadis-berkacamata)
mendeskripsikan orang yang tertarik pada tokoh gadis-berkacamata
Meido-moe (メイド萌え?, moe maid) atau Shitsuji-moe (執事萌え?, moe butler)
mendeskripsikan orang yang tertarik pada pelayan dalam anime, atau pembantu bertema barat lainnya yang stereotipe
Tsundere-moe (ツンデレ萌え?, moe tsundere)
mendeskripsikan orang yang tertarik pada tokoh dengan kepribadian yang kasar di luar, namun sebenarnya perhatian
Imouto-moe (妹萌え?, moe adik-perempuan)
mendeskripsikan orang yang memiliki sister complex[12][13]
Pola dasar karakter moe digunakan dalam beberapa anime dan manga, seperti Miyuki Takara dari Lucky Star.[14] Istilah moe ini sering juga digunakan untuk menggambarkan karakter atau bentuk media lain yang menyertakan moekko, karena itulah Lucky Star adalah contoh anime moe.[15]

Antropomorfisme moe

Wikipe-tan adalah antropomorfisme moe dari Wikipedia.
Antropomorfisme moe berarti karakteristik moe diterapkan untuk memberikan unsur kemanusiaan pada objek bukan manusia. Serial permainan video Gradius menghadirkan sebuah pesawat ruang angkasa bernama Vic Viper. Dalam permainan spin-offnya, moe diterapkan pada Vic Viper menjadikannya sebagai Otomedius[16]. Karakter moe berkembang di pasar media Jepang. Pada tahun 2004, pasar media moe, termasuk media cetak, video, dan permainan, bernilai 88 miliar yen — hampir sepertiga perkiraan pemasukan pasar otaku di Jepang (290 miliar).[17]

Kontes

Majalah Jepang Dengeki Moeoh memiliki rubrik bernama "Moeoh Rankings" yang menampilkan 10 tokoh moe bulanan yang dipilih oleh para pembaca.[18]

Saimoe

Salah satu kontes moe adalah Anime Saimoe Tournament yang telah diselenggarakan oleh beberapa anggota 2channel setiap tahunnya sejak 2002. Tokoh moe yang masuk dalam tahun fiskal sejak 1 Juli hingga 30 Juni di tahun berikutnya layak menjadi kandidat. Setiap turnamen setidaknya memiliki 280 tokoh moe. Mereka harus memiliki salah satu kualifikasi berikut ini:[19]
  • Anime baru yang disiarkan di TV Jepang atau internet dengan 5 cerita atau lebih, atau setengah dari keseluruhan cerita pada periode tersebut
  • OVA (Original Video Animation) yang baru dirilis di Jepang pada periode tersebut
  • Film anime yang baru diputar di Jepang pada periode tersebut
Salah satu spin-off dari Turnamen Saimoe adalah Saimoe RPG, yang secara eksklusif menampilkan karakter permainan video; dan SaiGAR, sebuah kompetisi antara pria-pria anime yang paling "pria", meskipun Takamachi Nanoha (karakter wanita dalam Magical Girl Lyrical Nanoha) ikut serta dalam SaiGAR 2007.[20] Pada tahun 2006 dan 2007, Turnamen Saimoe telah menjadi acara internasional. Pengguna 2channel mewajibkan otaku asing untuk memasang halaman peraturan mereka dalam bahasa Inggris.[19]

Liga Saimoe Internasional

Liga Saimoe Internasional juga dikenal dengan nama ISML (International Saimoe Moe League), adalah sebuah kontes dunia moe populer secara daring.

Kritik

Ada banyak interpretasi akan apa itu moe yang ada saat ini maupun di masa lalu. Joseph L. Dela Pena berpendapat bahwa moe adalah perasaan murni dan ingin melindungi terhadap suatu karakter perempuan, tanpa ada seksualisasi dari lolicon yang dikenal sebagai loli.[21] Jason Thompson dari Otaku USA menganggap moe terhadap tokoh perempuan muda atau orang sebagai pencabangan fenomena lolicon dan kawaii.[22] Scott Von Schilling melihat moe sebagai indikasi para pria yang haus akan "penantian menjadi ayah".[23]
Menaggapi fetish dalam otaku dalam tokoh wanita yang lucu dalam anime dan manga yang semakin bertumbuh, animator asal Jepang yang menganggap dirinya feminis, Hayao Miyazaki, mengatakan:
Ini adalaha hal yang sulit. Mereka dengan cepatnya menjadi subjek dari fetisisme lolicon. Dalam arti, jika kita ingin menggambarkan seseorang yang yakin kepada kita, kita tidak punya pilihan selain membuat mereka sememikat mungkin. Namun kini, ada begitu banyak orang yang tanpa malu-malu menggambarkan [tokoh pahlawan semacam itu] seolah-olah mereka hanya ingin menjadikannya (gadis tersebut) sebagai peliharaan, dan hal ini semakin lama semakin meningkat.
[24]
Enomoto Nariko, seorang penulis yaoi dan kritikus manga mengatakan bahwa "penggemar (yang berjenis kelamin) laki-laki tidak dapat mengalami moe sampai mereka menetapkan posisi mereka sendiri". Tamaki Saitō menjelaskan "posisi" penggemar tersebut di mana mereka harus menjadi subjek terlebih dahulu, sebelum mereka dapat mendapatkan/mengenali objek. Dalam pandangan ini, karakter moe adalah agen dari dambaan penggemar berjenis kelamin laki-laki tersebut. Enomoto Nariko membandingkan penggemar tersebut dengan fujoshi, yang menurutnya tertarik pada fase hubungan tertentu, misalnya titik di mana hubungan pertemanan menjadi hubungan romantis.[25]
                                                          apa itu Cosplay

                                                       ini gambar cosplay

                                             Cosplay mengenakan kostum grup musik Malice Mizer
Cosplay di distrik Harajuku, Tokyo
Cosplay (コスプレ Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.
Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.

Daftar isi

Sejarah

Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah. Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah.[1]
Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show).[2] Di Jepang, peragaan "cosplay" pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.[2]
Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus.[3] Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.
Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut "Tominoko-zoku" ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok "Tominoko-zoku" dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah "Tominoko-zoku" diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan "cosplay" sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.
Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.
Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay.[4]
                                                         APA ITU TSUNDERE

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Taiga Aisaka dari anime Toradora!, contoh karakter tsundere.
Tsundere (ツンデレ?) adalah salah satu bentuk proses pengembangan karakter Jepang yang menggambarkan perubahan sikap seseorang yang awalnya dingin dan bahkan kasar terhadap orang lain sebelum perlahan-lahan menunjukkan sisi hangat kepadanya. Kata ini berasal dari kata tsun tsun (ツンツン?) yang berarti membuang muka dengan jijik, ditambah dere dere (デレデレ?) yang berarti menjadi penuh kasih sayang atau sedang jatuh cinta.[1] Selain itu, kata ini juga dipakai untuk menggambarkan seseorang yang "biasanya menunjukkan sikap dingin, namun di depan orang yang disukainya, sikap tersebut berubah menjadi penuh kasih sayang."
Istilah tsundere mulai dikenal setelah sering digunakan dalam permainan video bishōjo produksi Jepang. Namun sekarang kata tsundere sudah menjadi bagian dari fenomena moe di kalangan otaku,[2] merambah ke maid café,[2] anime, manga, dan novel. Istilah ini menjadi populer setelah dipopulerkan permainan novel visual Kimi Ga Nozomu Eien.[1]

Daftar isi

Terminologi

Penyebutan kata tsundere tersebut berdasarkan penokohan karakter yang memiliki perawakan moe.[3] Konsep tersebut mendapat perhatian khusus di kalangan masyarakat Jepang pada umumnya dengan dibukanya kafe maid di Akihabara dan berbagai macam produk yang menyertakan karakter tsundere di dalamnya (misalnya perusahaan TV portabel Tomy), dan dijadikan konsep baru dalam pembuatan anime akhir-akhir ini, terutama dengan maraknya karakter wanita yang bersifat tsundere dan moe.
Kemudian istilah ini juga diterima konsepnya tentang seorang gadis yang memiliki kegarangan terhadap orang lain namun sangat baik kalau sudah dekat dengannya. Biasanya karakter yang mempunyai sifat tsundere ini selalu disandingkan dengan karakter utama, yang umumnya adalah laki-laki. Karakter laki-laki itu selalu mengkritisi tokoh utama dalam hal sekecil apapun (misalnya: Steins;Gate, Seitokai Yakuindomo). Namun setelah seri berlanjut episode demi episode, karakter tsundere akan menunjukkan sifatnya yang asli yakni baik dan penuh perhatian. Sikapnya juga mulai melunak kepada karakter utama dan akhirnya jatuh cinta pada karakter utama, meskipun sering kali, dia tidak selalu bisa dalam mengungkapkannya.

Dalam budaya populer

Lum dari anime Lum: The Invader Girl (Urusei Yatsura), karya Rumiko Takahashi, merupakan karakter tsundere sekaligus moe terawal.
Dalam serial anime atau televisi, sifat tsundere banyak dimunculkan dalam berbagai macam-macam bentuk karakteristik dan manifestasi.
  • Tsundere natural (sifat bawaan): sifat tsundere yang paling umum dan paling banyak dijumpai. Sifat tsun-tsun pada mulanya muncul dari perasaan cemas karakter yang bersangkutan, atau sebagai reaksi spontan untuk lari dari perasaan gugup. Perasaan ini muncul dengan spontan, bahkan dalam beberapa kasus karakter yang bersangkutan tidak menyadari perbuatannya sendiri. Ada berbagai macam tekanan yang dapat mengakibatkan kondisi mental gugup, bergantung pada sensitivitas perasaan karakter. Tipe tsundere yang satu sebetulnya relatif lebih mudah di tangani daripada tipe tsundere yang lain.
  • Tsundere narsisme: sifat tsundere ini muncul sebagai akibat dari sifat narsis dari karakter yang bersangkutan. Perilaku tsun-tsun dan dere-dere darinya memang murni disebabkan sifatnya yang berpusat pada diri sendiri. Karakter seperti in paling sulit menerima koreksi dan opini.
  • Tsundere ojou: sifat tsundere yang muncul sebagai akibat latar belakang kehidupan dari karakter yang menerapkan gaya hidup superior. Karakter seperti ini melibatkan sifat gengsi yang memicu perilaku tsun-tsun. Pada kasus ini karakter yang bersangkutan akan menempatkan dirinya sebagai orang yang lebih sulit dijangkau meskipun sesungguhnya ia ingin didekati. Seringkali apa yang diutarakan atau diekspresikan berbeda dengan apa yang sebenarnya ada dalam perasaannya. Sekali titik kelemahannya ditemukan, maka karakter tersebut tidak lagi mempunyai alasan ataupun kekuatan untuk menutupi perasaan yang sesungguhnya. Ia dengan segera akan menunjukkan sifat dere-dere.
  • Deviant tsundere : jenis tsundere yang paling berbahaya dari semuanya. Fase tsun-tsun harus dilewatinya dalam keadaan berbeda dari norma yang biasa sehingga kemungkinan besar akan mengancam kehidupan karakter lain. Keadaan deviant tsundere ini biasanya terjadi di kalangan karakter jahat atau pada karakter-karakter yang lebih menyukai darah daripada perasaan.
  • Tsundere pragmatis: klasifikasi terbaru tsundere. Karakter ini cenderung bersikap pragmatis, menanggapi segala sesuatu secara serius, terlalu berpaut pada peraturan, dan biasanya sebagai karakter tsukomi yang memiliki selera humor yang rendah. Namun karena sikapnya yang selalu serius, pada suatu waktu ia nantinya berubah menjadi bersikap lembut, sama dengan aura moe tsundere lainnya, sehingga karakter ini secara resmi diklasifikasikan sebagai tsundere.
  • Extrovert tsundere: tsundere yang muncul pada karakter yang ceria, ramai, banyak tingkah, ekspresif atau dengan kata lain ekstrover. Jenis ini merupakan manifestasi tsundere yang paling kekanakan dibandingkan tsundere lainnya. Pada tipe tsundere ini, karakter yang bersangkutan akan melakukan hal apapun untuk dapat mendekati karakter lainnya, biasanya tingkah laku yang jahil atau mengganggu karakter lain, dan inilah fase tsun-tsun.
  • Introvert tsundere: Kebalikan dari extrovert tsundere, dan hanya berlaku pada karakter yang pendiam. Kecenderungannya untuk menyembunyikan perasaan sesungguhnya muncul karena sifat introvernya sendiri. Dalam kata lain, karakter ini pada dasarnya memang tertutup. Reaksi tsun-tsun kemungkinan besar hanya terjadi secara verbal; tipe ini untuk selanjutnya disebut "dandere".
 
              
 
                                                              APA ITU ANIME
 
 
 
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Wikipe-tan
Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.
Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".
Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas Astro Boy karya Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan anime zaman dulu. Dengan grafik yang sudah berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat Jepang sangat antusias menonton anime dan membaca manga. Dari anak-anak sampai orang dewasa. Mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan mereka, Hal ini yang membuat beberapa televisi kabel yang terkenal akan beberapa film kartunnya, seperti Cartoon Network dan Nickelodeon mengekspor kartunnya. Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan bagi semua orang, dan banyak juga orang yang memanfaatkan hal ini untuk sebuah tindakan kejahatan. Pembuat anime itu sendiri disebut animator.Para Animator itu bekerja disebuah perusahaan media untuk memproduksi sebuah anime. Di dalam perusahaan itu, terdapat beberapa animator yang saling bekerja sama untuk menghasilkan sebuah anime yang berkualitas. Tapi sangat disayangkan, gaji dari para animator tersebut kecil jika dibandingkan dengan kerja keras mereka. Hal ini yang membuat para animator enggan untuk bekerja secara professional. Mereka merasa hal itu tidak sebanding dengan usaha yang telah mereka lakukan. Para animator itu sendiri sering disebut Seniman Bayangan. Karena mereka bekerja seperti seorang seniman yang berusaha mengedepankan unsur cerita dan unsur intrinsiknya.
Pembajakan juga mempersulit para animator untuk mendapatkan keuntungan penuh dari hasil kerja keras mereka, meski ternyata juga ada "gosip" yang mengatakan bahwa ada juga pihak produsen anime itu sendiri yang menyebarluaskan karya mereka di luar jalur perdagangan resmi (mungkin gratisan atau dibajak) dengan tujuan untuk lebih memopulerkan hasil karya mereka.
Tidak sedikit yang orang yang pergi ke Jepang untuk belajar mengenai pembuatan anime (dan manga tentunya) karena tertarik setelah melihat berbagai anime yang telah menyebar ke berbagai pelosok dunia di berbagai benua. Adapun pihak yang membuat hasil karya yang serupa atau bahkan mungkin meniru ciri anime, misalnya Korea dan beberapa negara Asia lainnya.
Teknologi CG (Computer Graphics) dan Teknologi Visual, Komputer dsb telah mempermudah pembuatan anime sekarang ini, karena itu ada yang menganggap bahwa kualitas artistiknya lebih rendah dibandingkan dengan anime masa lalu. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kualitas gambarnya pun sekarang ini lebih nikmat dilihat dan lebih mudah dimengerti karena gambarnya lebih proporsional dan warnanya lebih bagus, ditambah keberadaan teknologi HD.